Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Sebelum Diresmikan, Simak Dulu Lintasan Sejarah Panjang Dan Berliku Mewujudkan Bandara Toraja (BBK)

Rabu, 17 Maret 2021 | 00:44 WIB | 0 Views Last Updated 2021-03-16T16:44:59Z
A D V E R T I S E M E N T

  


Tana Toraja, LEKATNEWS -- "JAS MERAH" selalu saja diucapkan, selalu diperdengarkan dan sedianya memang tidak boleh melupakan SEJARAH. Semua yang ada hari ini adalah produk masa lalu dan melalui jembatan "Sejarah".

Itu pula yang berlaku dengan hadirnya sebuah sarana transportasi udara yang memadai yakni Bandar Udara (Bandara) Toraja lebih dikenal sebelumnya dengan Bandara Buntu Kunik (BBK).

Sebelum adanya BBK, bermula saat tahun 2007, dimana JA Situru,SH kala itu pada masa jabatan keduanya bersama Agus Sosang (Kadis Perhubungan) membuat sebuah Proposal dan dipresentasekan. Hal ini dikatakan langsung Agus Sosang kepada Redaksi, bahkan adanya beberapa alternatif untuk lokasi dan survey kelayakan.


Pengalaman menggolkan ide untuk sebuah bandara yang lebih representatif dari Bandara yang telah ada (Bandara Pongtiku) di Kecamatan Rantetayo, tentunya tidaklah mudah karena beberapa alternatif yang masih bisa dilakukan, semisal perpanjangan Runway kala itu dari 900m menjadi 1300m.

Berbagai daya dan upaya ditempuh, hingga pemerintahan berganti dari JA Situru,SH ke Theopilus Allorerung.

Kegigihan Pemkab Tana Toraja selanjutnya kala tahun 2010 bulan Desember, dimana Bupati Tana Toraja kala itu Theopilus Allorerung menandatangani sebuah surat "Kesiapan Lahan Untuk Pembangunan Bandara Baru Tana Toraja",dan disosialisasikan kemudian pada Januari 2011, dan seterusnya hingga pada tahun 2012, disitu ada nama besar DR.H.Syahrul Yasin Limpo,SH,MH Gubernur Sulawesi Selatan yang sangat "Cinta" Toraja menggelontorkan anggaran untuk pembebasan lahan, mendampingi APBD Tana Toraja untuk anggaran pembebasan lahan. Kemudian muncullah masalah "Sengketa Tana Leluhur" untuk sekian hektar luasan tanah yang sedianya akan dibangun Bandara Perintis Baru Di Kabupaten Tana Toraja. 

Ada Panitia Pengadaan Tanah (P2T) yang beranggotakan 9 orang (sehingga lebih dikenal dengan Tim 9.

Hingga pada tahun 2014, melalui putusan Mahkamah Agung (MA) RI, walaupun sebagian Anggaran pembebasan lahan sebelumnya telah dibayarkan kepada yang akhirnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja beserta puluhan penerima Ganti Rugi dinyatakan "Kalah", karena Gugatan Penggugat Asal dan Konvensi "Dikabulkan" di Meja Hijau. Walaupun masih ada pembayaran Ganti rugi selanjutnya, namun proyek Pembangunan Bandara Perintis Baru tetap dilaksanakan tahap Pembersihan Lahan (Landclearing) beberapa tahap, tapi anggarannya tidaklah maksimal. Hingga "Mangkrak" dan Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sul-Sel memeriksa dan menetapkan 8 orang tersangka dari Tim 9 (Panitia Pengadaan Tanah/P2T).


Disitu  ada pula sosok Alek Rudi Nainggolan, Kepala UPBU Pongtiku selaku Satker BBK, yang ditangannyalah dapat dilakukan "Revalue Engeneering" karena pada perhitungan awal anggaran Bandara (Perintis) Baru Tana Toraja melebihi 1Triliun sehingga ditolak. Revalue Engeneering dilakukan dengan melibatkan pakar kebandara-udaraan dan pakar/Konsultan ahli dari Luar Negeri, sebuah bentuk "Kegigihan" Alek Rudi Nainggolan Ka Bandara Toraja sehingga RAB Bandara Buntu Kunik (BBK) tinggal 800-an juta dan dapat dilanjutkan kembali.

Masih ada hal yang menghadang, ada Liang Batu (Kubur Batu) milik rumpun keluarga yang berada di kawasan rencana Runway (Landasan Pacu), negosiasi pemindahan Liang Batu sangat alot dan memakan waktu yang tidak sedikit.

Masih ditangan Alek Rudi Nainggolan lah pemindahan itu bisa terlaksana dengan difasilitasi H.Jufri Rahman (Plt. Bupati Tana Toraja) dan Kapolres Serta Dandim Letkol.E.F Barenz. 


Di Departemen Perhubungan Ada Fredy Numberi, sebagai Menteri, sahabat Laksma Benyamin Bura (DPD-RI), Ignatius Jonan dan terakhir Budi Karya Sumadi.

Proses pembangunan Bandara Buntu Kunik mulai digenjot kembali.

Pada tahun 2016, dimana Bupati Tana Toraja berganti dari Theopilus Allorerung kepada Nicodemus Biringkanae setelah dilantik  17 Februari 2016. Pembangunan BBK sangat tersendat, bahkan Bandara Pongtiku yang kembali dibenahi. Muncullah polemik seputar kelanjutan pembangunan BBK. Hingga pada menjelang akhir November, tepatnya 25 November 2016, sekumpulan aktifis dan bahkan didukung awak media menamakan diri "LASKAR BBK" bertolak ke Jakarta dan melakukan Aksi Unjuk Rasa (Unras) di depan Istana Negara dan di Kementerian Perhubungan kala itu.


Tidak hanya itu, semua elemen-elemen bahkan Rohaniawan (Uskup Agung Makassar - Mgr. Jhon Liku Ada') ikut ambil peran.Dimotori Pemerintah Daerah, dimana Victor Datuan Batara,SH (Wabup) tidak henti-hentinya menggugah Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat, Kementerian Perhubungan dan DPR-RI ada nama Markus Nari,dll, DPD-RI.

Alhasil anggaran kembali dikucurkan secara signifikan di era Budi Karya Sumadi sebagai Menhub, patutlah disyukuri.


Diinternal UBPU Pongtiku, ada nama besar YL Pakondo (kini di Otban Wil.V Makassar), Daud Tandi Timbang.Selaku Satker BBK ada beberapa Kepala Bandara setelah Alek Rudi Nainggolan dipindah-tugaskan, seperti Deni, Jafriady (Alm) dan terakhir Rasidin,S.Kom yang masih terus berupaya menyelesaikan Pembangunan BBK, hingga disepakati DPRD Tana Toraja tahun 2020 setelah Kepmenhub RI nomor 225 tahun 2020 tentang Penetapan Nama Bandar Udara Toraja. Sebelumnya melalui "Kombongan" (Musyawarah Adat), Kamis 22/5/2020 di Hotel Sahid Mengkendek,Tana Toraja. Bahkan usulan dari elemen lain yang disampaikan kepada Bupati Tana Toraja Ir.Nicodemus Biringkanae, hingga disetujui DPRD Tana Toraja.

Berita terkait:

https://www.lekatnews.org/2020/08/sempat-sempoyongan-bupati-nico-diapit.html

https://www.lekatnews.org/2020/08/kabandara-puji-bupati-nico-rasidinskom.html

https://www.lekatnews.org/2021/03/rasidinskom-bandara-toraja-siap.html



Hingga diakhir masa jabatan Ir Nicodemus Biringkanae (Bupati Tana Toraja) dan Victor Datuan Batara,SH (Wabup Tana Toraja) masih menyempatkan diri menyurati Presiden RI untuk pelaksanaan Peresmian Bandara Toraja (BBK) tanggal 26 Januari 2021 dan dijawab Mensesneg dengan Pemberitahuan Kehadiran Presiden RI Untuk Meresmikan Bandara Toraja dan Kemnhub mendampingi, 5 Februari 2021.


Peresmian akan dilaksanakan dimasa Pemerintah Theopilus Allorerung setelah dilantik Jumat,17 Februari 2021, Victor Datuan Batara,SH (Wabup Tana Toraja 2016-2021) sempat menyebut "Semua Untuk Toraja".

Tentunya lintasan sejarah ini tidaklah mungkin menggapai semua pihak diuraikansecara detail nama dan perannya masing-masing, namun setidaknya menjadi "Goresan Sejarah" bagi generasi pelanjut bahwa Bandara Toraja ( Bandara Buntu Kunik) telah beroperasi sejak itu ditandai dengan Penjemputan Penumpang Perdana (penerbangan perdana) Dirjen Perhubungan Udara beserta rombongan dan disambut Wakil Bupati Victor Datuan Batara,SH dan Rasidin S.Kom selaku Kepala Bandara Toraja, Jumat (4 September 2020).


Video:

https://youtu.be/IS-yOsAz2iI

Berita terkait:

https://www.lekatnews.org/2020/08/simak-data-teknis-kelaik-udaraan.html

https://www.lekatnews.org/2020/05/ahli-waris-tuntaskan-masalah-di-bbk.html


Kini, menjelang hari peresmian Bandara Toraja (BBK) oleh Presiden RI, marilah kita semua bersepakat bahwa " SEMUA UNTUK TORAJA", Selamat untuk Peresmian pada waktunya nanti, Semoga!.(FB)




×
Berita Terbaru Update