Beberapa orang yang menjadi saksi sejarah hadirnya aturan yang kemudian meresahkan masyarakat, Masyarakat Adat-lah paling merasakan.
Berita terkait:
https://www.lekatnews.com/2020/06/pemilik-sertifikat-di-kawasan-adat.html
Khusus di Tana Toraja, lebih dari setengah luas wilayahnya dikatakan hutan dengan berbagai gradasi.
Dalam perkembangan dengan adanya pembangunan, konsekwensinya adalah menyusutkan luasan kawasan hutan yang ada.
Hadirnya proyek pembangunan Bandara Buntu Kunik (BBK) akan diikuti pembangunan oleh masyarakat sekitar yang nantinya akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar Bandara.
https://youtu.be/uH-ESfcMmQQ
Dikisahkan mantan Jaksa Tombe', dirinya bersama anaknya bahkan sudah memulai menggarap tanah di sekitaran Mapongka pada tahun 1983. "Sejak tahun 1983, saya menanam Cengkeh di sana, bahkan tidak ada orang kehutanan yang menegur apalagi melarang"ungkap Tombe', yang disapa Opa Jaksa.
Dari berbagai kondisi yang ada, rumpun keluarga besar (Bati'na) Tobo, hari ini merapatkan barisan di Tongkonan Dulang Marinding, tempat kelahiran Lelaki Perkasa Tobo' Sang Perintis Perkampungan di wilayah Mapongka dan sekitarnya.
"Mari kita Rapatkan Barisan, ada yang mengusik saya, sehingga Tongkonan Dulang memanggil" ungkap Sismay Eliata Tudungallo.
Hadir Piter Lande mengisahkan kesejarahan Sa Nenek Tobo', lelaki perkasa pembawa "Aluk Dipangissi"
MB. Batara, akrab disapa Ne'Kevin, kembali menegaskan bahwa mereka menggarap tanah secara turun-temurun, kami mau kemana?
Beberapa yang hadir, bahksn bersiap Disumpah Adat, jika yang mereka ungkapkan dan perjuangkan ada sangsikan.(fb)