Bupati Welem Tunjukkan Sinergi Organisasi Keagamaan Hadiri Pertemuan Pendeta GTM
Mamasa, LEKATNEWS -- Pemerintah Kabupaten Mamasa tunjukkan komitmennya untuk membangun sinergi dengan lembaga keagamaan demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkarakter.
Ditunjukkan dengan kehadiran Bupati Welem Sambolangi,S.E,M.M hadir dalam Pertemuan Pendeta Gereja Toraja Mamasa (GTM) yang digelar di Jemaat Sion Ladi, Klasis Tabang, Selasa (03/06/2025).
Kegiatan yang mengusung tema “Aku adalah Alfa dan Omega” (Wahyu 22:13), serta sub tema “Meningkatkan Peran dan Tanggung Jawab Bersama Mewujudkan GTM yang Utuh, Mandiri, dan Misioner”, ini dihadiri oleh sekitar 300 pendeta dari seluruh wilayah pelayanan GTM.
Turut mendampingi Bupati dalam kegiatan ini antara lain Ketua TP PKK Kabupaten Mamasa, Adel Welem Sambolangi, serta sejumlah pejabat Pemda seperti Inspektur Daerah Yohanis, Kadis PUPR Oktavianus Masuang, Kaban Keuangan Herry Kurniawan, Kadis BLHD Welem, dan Kabag Protokol Demmaelo.
Dalam sambutannya, Bupati Welem menyampaikan ucapan selamat atas terselenggaranya pertemuan tahunan yang dinilainya strategis, bukan hanya untuk penguatan pelayanan gerejawi, tetapi juga sebagai momentum reflektif bagi keterlibatan gereja dalam pembangunan daerah.
Bupati Welem menekankan 75 persen warga Kabupaten Mamasa merupakan warga jemaat GTM, dan sekitar 200 pendeta GTM bertugas melayani wilayah-wilayah tersebut. Dengan fakta ini, Bupati mengajak seluruh pendeta GTM untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mewujudkan program-program kesejahteraan masyarakat.
Bupati juga menegaskan pentingnya kolaborasi gereja dan pemerintah dalam menyukseskan sejumlah program strategis, antara lain program BPJS Gratis, pupuk gratis bagi petani, hingga gerakan Jumat Bersih Peduli Lingkungan.
Pertemuan Pendeta GTM ini direncanakan akan berlangsung selama tiga hari, mulai 3 hingga 5 Juni 2025, dengan berbagai agenda pembinaan, diskusi pelayanan, dan penguatan sinodalitas antar klasis.
Acara pembukaan sendiri diawali dengan ibadah bersama yang diikuti oleh seluruh peserta dan dipimpin secara liturgis oleh Pdt. Dr. Yosia
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan daerah tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan struktural pemerintah, tetapi juga membutuhkan keterlibatan institusi moral seperti gereja, sebagai mitra dalam merawat nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan integritas sosial. (*/red)