Seperti terlihat, pada belum adanya DPA dibeberapa OPD, sehingga hanya tugas rutin yang dilaksanakan.
Terlalu banyak sorotan, belum membuat Bupati Theopilus Allorerung dan Wakilnya Zadrak Tombeg menggeliat terhadap kondisi yang ada.
Hampir sebulan paripurna DPRD tentang Honorer, belum juga nampak adanya perhatian.
Diperoleh informasi, masih tahapan verifikasi, Sampai kapan?
Salah seorang Guru honorer yang peduli dengan perkembangan siswanya mengutarakan dirinta beberapa kali dihubungi muridnya.
"Kapan ibu masuk, kami sudah mau ujian"ungkap sang siswa memelas.
Hanya bisa berharap secepatnya afa SK sebagai dasar dirinya bisa kembali mengajar murid, ujian semakin dekat. Kembali tak berdaya !
Belum lagi beberapa proyek yang dibiarkan tanpa ada niat melanjutkan sebut saja bangunan depan mata, depan rujab Bupati Tana Toraja, ada lagi Bangunan kantor Inspektorat, yang oleh berbagai kalangan sering dipertanyakan.
Sulitnya ditemui, menjadikan Theo sosok eksklusif , namun menjadi sandungan bagi dirinya tak dapat melihat dan mendengar keluhan rakyatnya. Diperparah lamban dalam mengambil keputusan apalagi kebijakan.
Beruntunglah sudah ada beberapa orang yang kapabel dibidangnya diangkat Staf Khusus.
Melihat kondisi itu, LPRI sebagai salah satu LSM yang peduli dan berani menyuarakan kembali berkomentar.
"Ada apa, proyek yang ada tinggal dilanjutkan, diselesaikan, malah dibiarkan. "Ini berpotensi kerugian negara, akibat tidak dilanjutkan sehingga tidak dapat digunakan" tegas Rasyid Mappadang, Ketua LPRI (Lembaga Pilar Rakyat Indonesia).
Belum habis permasalahan, kekosongan jabatan Kadis Pertanian yang pindah ke Kabupaten tetangga, sudah berapa lama belum ada Plt.
"Seandainya sdh ada Plt, sya sudah bisa serah terima" keluh Silvanus Pasang saat ditemui beberapa hari lalu.
Semoga, Bupati sebagai Kepala Daerah cepat merespon kondisi yang ada disisa mas jabatan, sehingga kesan pemviaran dapat terbantahkan.(inv)