Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Soal Rencana Pembangunan Mushollah di Buntu Burake, Irjenpol (Purn)Drs.Frederik Kala'lembang Minta Masyarakat Tetap Tenang

Rabu, 11 Juni 2025 | 19:20 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-13T05:18:02Z
A D V E R T I S E M E N T


 Soal Rencana Pembangunan Mushollah di Buntu Burake, Irjenpol (Purn)Drs.Frederik Kala'lembang Minta Masyarakat Tetap Tenang


TANA TORAJA, LEKATNEWS -- Polemik seputar peletakan batu pertama pembangunan mushalla di kawasan objek wisata religi Patung Yesus Buntu Burake oleh Kapolres Tana Toraja yang baru, AKBP Budi Hermawan, S.I.K., tengah menjadi sorotan publik. Namun, upaya penyelesaian secara dialogis mulai ditempuh, termasuk melalui rencana pembahasan lebih lanjut bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan tokoh-tokoh masyarakat lintas agama.



Dalam konteks ini, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang (JFK), menekankan pentingnya pelibatan penuh para tokoh agama dan tokoh adat sebelum mengambil langkah-langkah strategis di ruang publik yang sensitif secara budaya dan spiritual.


“Dahulukan tokoh agama dan tokoh adat, karena mereka adalah pilar penopang harmoni di tengah masyarakat Toraja. Dialog dengan mereka bisa menjadi jembatan yang menenangkan suasana sekaligus memperkuat fondasi kebijakan,” ujar Frederik. 


Kegiatan yang berlangsung beberapa hari lalu itu sebelumnya menimbulkan kontroversi, lantaran lokasi pembangunan mushalla berada di kompleks destinasi wisata yang selama ini dikenal sebagai simbol spiritualitas masyarakat Toraja. Tak sedikit warga yang merasa keputusan itu belum melibatkan komunikasi yang cukup dengan pemangku kepentingan adat dan agama.


Sejumlah pihak mempertanyakan sensitivitas dari kegiatan tersebut, sementara sebagian lainnya menilai peletakan batu pertama itu seharusnya dilihat sebagai bentuk toleransi dan pelayanan publik terhadap umat beragama yang berkunjung ke lokasi tersebut.


Menanggapi situasi tersebut, Frederik Kalalembang, yang berasal dari Dapil Sulawesi Selatan 3, menyampaikan imbauan agar masyarakat tetap bersabar dan tidak mudah terpancing oleh dinamika yang berkembang. 


“Saya berharap masyarakat bersabar. Apa yang dilakukan Kapolres mungkin maksudnya baik, tetapi bisa jadi ini hanya soal miskomunikasi dan kurangnya informasi. Saya yakin beliau hadir atas undangan,” jelasnya dalam keterangan pers, Rabu (11/6/2025).


Frederik menyatakan bahwa dirinya mengenal AKBP Budi Hermawan secara pribadi dan mengetahui bahwa sebagai pejabat baru, Kapolres tersebut sedang dalam tahap memahami medan sosial, budaya, dan keagamaan di wilayah Toraja.



“Bahkan, ketika beliau hendak mengunjungi beberapa gereja, beliau menyampaikan hal itu kepada saya. Saya katakan, sebagai Kapolres, beliau adalah milik semua masyarakat. Karena itu, saya mendukung upaya beliau mengunjungi semua rumah ibadah dan tokoh masyarakat lintas agama dan adat, agar cepat memahami wilayah tugasnya dan menjaga Kamtibmas,” terangnya.


Lebih lanjut, Frederik menyarankan agar Kapolres memperkuat komunikasi internal, khususnya dengan unsur intelijen, agar informasi yang diterima lengkap dan menyeluruh sebelum mengambil keputusan.


“Kapolres itu tidak hanya menangani kriminalitas, tapi juga menyangkut isu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, atau yang kita kenal sebagai Ipoleksosbudhankam. Maka memang dibutuhkan pendekatan menyeluruh, penuh kehati-hatian, dan empati terhadap semua golongan,” tambahnya.


Frederik menyambut baik adanya rencana dialog bersama FKUB dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mencari titik temu yang damai dan menghormati nilai-nilai lokal.


“Toraja adalah rumah bersama. Mari kita jaga agar suasana tetap sejuk dan damai. Kalau ada yang ingin dikritisi, mari disampaikan secara baik dan melalui jalur yang benar. Jangan sampai kita terpecah karena kesalahpahaman,” pungkas Frederik Kalalembang. (*/red)

×
Berita Terbaru Update